MENU BAR

Senin, 07 Juli 2014

LEMAHNYA SIKAP KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA


Pengertian Negara
Negara merupakan Organisasi sekelompok Orang yang bersama-sama mendiami dan tinggal di satu wilayah dan mengakui suatu pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu negara secara konstitutif adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1, warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang bertempat tinggal di Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada NKRI yang disahkan dengan UU.

Indonesia menganut sistem Pemerintahan Demokrasi sesuai dengan Pancasila. Dimana Warga Negaranya diberi kebebasan untuk menyalurkan Aspirasinya tetapi, tentunya dalam konteks yang positif. Sistem demokrasi ini menandakan bahwa Indonesia sangat menghargai Warga Negaranya sebagai mahluk ciptaan Allah SWT dan mengakui persamaan derajat Manusia.

Dalam konteks kali ini saya akan membahas mengenai kasus yang terjadi atau berhubungan dengan kewarganegaraan dengan negara. Dalam hal ini saya memberi contoh mengenai warga negara Indonesia yang akan melakukan pemilu tahun ini. Disini dapat kita lihat ada 2 kubu yang menjadi prioritas presiden mana yang akan dipilih pada saat pemilu tanggal 9-juli-2014 mendatang. Baik itu di kubu Prabowo-Hatta maupun di kubu Jokowi-JK. Sama hal nya dengan  perdebatan ada yang pro dan ada juga yang kontra bahkan ada juga yang netral. 

Banyaknya warga negara Indonesia yang berlomba-lomba untuk memperkenalkan biografi sang pemimpin yang nantinya akan dipilih pada saat pemilihan presiden mendatang. Ada yang sampai mengeluarkan uang milyaran rupiah untuk berkampanye dan ada juga yang hanya bermodalkan pidato dan arak-arakan keliling kampung. Yang sangat disayangkan disini adalah ada saja kambing hitam yang menjelek-jelekan kubu lawan dengan mengumbar-umbar fitnah atau dengan mencari-cari kesalahan si pesaing. Dengan begitu timbulah yang namanya Black Campaign. Dimana hal yang seperti ini harusnya tidak terjadi tetapi apa daya? karena kurangnya sikap demokrasi dan sikap kewarganegaraan inilah yang membuat kata Black Campaign ini mulai berdatangan menjelang pemilu presiden 2014.

Seperti halnya kita tahu, Ada saja mulut jail yang menyebarkan fitnah tanpa tahu kebenarannya seperti apa, seperti hal nya Jokowi-JK, Beliau seringkali mendapatkan serangan fitnah atau yang biasa kita sebut Black Campaign. Dengan menyebar gambar dengan kata-kata menyakitkan, mengungkit-ungkit masa lalu Jokowi dan sebagainya. Begitupun sebaliknya, Prabowo-Hatta juga mendapatkan serangan dari beberapa pihak dengan mengungkit-ungkit masa lalu prabowo, dan mengungkit-ungkit kasus anak dari Hatta Rajasa dengan pelanggaran HAM.

Sikap seperti ini sangatlah disayangkan, ingin membuat nama pemimpin nya menjadi bagus dengan menjatuhkan kubu lawan bukanlah hal yang benar. Dengan cara kita meng-kampanyekan pilihan kita dengan berarak keliling kampung, ke kota-kota, maupun ke desa saja itu sudah lebih dari cukup tanpa harus menjelekan satu sama lain. Ingatlah negara kita bukan negara yang agresif, negara kita adalah negara demokrasi. Siapa pun yang kita pilih nanti nya akan menjadi pemimpin untuk negara kita juga. Buat apa kita menjelekkan satu sama lain? sama saja kita menjelekkan negara kita sendiri di mata dunia.

Pada Rabu 09-07-2014, jadilah pemilih yang cerdas. Jangan terpaku dengan omongan-omongan yang membuat kita ragu untuk memilih siapa yang terbaik. Pilihlah sesuai hati nurani masing-masing. Mau menang ataupun kalah itu sudah pilihan Tuhan. Kita hanya bisa berharap semoga yang terpilih nanti adalah pemimpin yang jujur, bebas dari korupsi dan dapat menegakkan negara kita ini menjadi negara yang benar-benar demokrasi. Say no to Black Campaign!

sumber: http://owlcyber.wordpress.com/2012/10/28/tugas-4-softskill-ilmu-sosial-dasar-kasus-yang-berhubungan-dengan-kewarga-negaraanhubungan-negara-dengan-hukum/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar