BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peradaban manusia
semakin maju dan moderen. Cara pandang manusia terhadap diri dan lingkungannya
senantiasa berubah dari masa ke masa. Hal tersebut merujuk kepada peradaban dan
kebudayaan yang memiliki kekhasan dan ciri tersendiri pada setiap zaman.
Kebudayaan dan peradaban selalu mengalami perkembangan maupun kemunduran.
Artinya kebudayaan senatiasa berubah. Dimanapun manusia hadir maka disanalah
ada kebudayaan. Akan tetapi satu hal yang tidak pernah berubah dari manusia
adalah kebutuhan untuk dicintai dan disayangi. Manusia dalam segala zaman dan
latar belakang buadaya memiliki kebutuhan untuk dicintai, dikasihi dan
disayangi.
Cinta dan kasih sayang
adalah salah satu kebutuhan masnusia yang paling azazi. Dengan cinta dan kasih
sayang dapat menimbulkan peperangan. Misalnya jika negara kita diserang oleh
negara lain, karna rasa cinta kepada bangsa dan sayang kepada keluarga atau
rekan kita yang menjadi korban maka kita akan rela berperang. Sebaliknya dengan
cinta dan kasih sayang dapat menciptakan suasana damai. Cinta dan kasih sayang
bernilai sangat universal. Cinta dan kasih sayang adalah bahasa zaman yang tak
pernah lekang olehnya.
Sepintas lalu cinta dan
kasih sayang akan berdampak kepada rasa aman dan damai akan tatapi di sisi lain
perasaan cinta berdasarkan suatu keadaan konflik kepentingan dapat menimbulkan
malapetaka yang sangat berlawanan dari makna cinta dan kasih sayang. Pemaparan
di atas menggambarkan rasa cinta dan kasih sayang tersebut ibarat pedang
bermata dua. Di satu sisi dapat menciptakan rasa tenteram dan damai akan tetapi
di sisi lain dapat menimbulkan rasa takut dan malapetaka dan kehancuran.
Pertanyaannya adalah apakah sesungguhnya cinta dan kasih sayang tersebut
sehingga dapat mempengaruhi perilaku manusia yang sedemikian besar ? Bagaimana
sesungguhnya hubungan cinta dan kasih sayang tersebut ? Pada pembahasan
selanjutnya akan dirumuskan dan dibahas lebih lanjut tentang permasalahan cinta
dan kasih sayang.
BAB
II
PEMBAHASAN
Manusia
dan Kebudayaan
Secara sederhana
hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku
kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi
apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalam sosiologi manusia
dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuia dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia
dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.pada saat awalnya peraturan itu
dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus
patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup
dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang
membuatnya.
Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendukungnya.
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang
yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan
sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang.
Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan
manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian,
memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan
mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Cinta adalah satu
perkataan yang mengandungi makna perasaan yang rumit. Bisa di alami semua
makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa.
Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di
dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta
dalam pengertian abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu.
A. Cinta Kasih
Menurut kamus umum
bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki
hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.
Terdapat perbedaan
antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa,
mengarah kepada yang dicintai. Cinta
samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai
berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu
bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi,
sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Ada tiga tingkat cinta.
Pertama, cinta atas
dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya
karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya
itu biasanya berujud materi.
Kedua, cinta atas dasar
mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang
pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang
memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan
tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh
kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia
berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia
bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau
melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
Ketiga, cinta atas
dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta sejati.
Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih),
adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang
dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa
yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian
adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang
dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
Dalam kehidupan manusia,
cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang – kadang seseorang
mencintai dirinya sendiri. Kadang – kadang mencintai orang lain. Atau juga
mencintai anak dan istrinya, hartanya, Allah dan rasulnya.
Ada berbagai bentuk
cinta yaitu :
1. Cinta Kepada Allah
2. Cinta Keibuan, kasih
sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
3. Cinta Erotis, kasih
sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya
khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang
melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali
tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
4. Cinta Diri Sendiri,
yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika
mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani
dan rohani.
5. Cinta Persaudaraan,
diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak
mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
KASIH SAYANG
Kata kasih dan sayang
itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia
perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus
memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika
hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan
selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di
dunia sampai ajal menjemput.
Yang dimaksud dengan
kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara
seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga
hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan
yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu
punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan
diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang
dikasih dan disayanginya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa cinta adalah rasa sangat suka atau sayang
(kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata
kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas
kasihan.
Hubungan antara
kebudayaan dan cinta kasih adalah bahwa dengan adanya cinta manusia dapat
mewujudkan suatu kebudayaan. Karena kebudayaan berawal dari cinta. Misalnya
seseorang yang cinta akan lukisan dapat menghasilkan seni lukis. Sedangkan seni
termasuk sebuah kebudayaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar