BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan
manusia adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai agama.
Yang menjadi pokok
utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup beragama adalah
kebutuhan manusia akan rasa aman. Mereka yakin tiada daya dan upaya yang akan
mempengaruhi kalau Tuhan tidak mengizinkan. Tuhan yang kita maksud adalah Tuhan
Yang Maha Esa, yang memiliki kekuatan dan kasih sayang serta Tuhan yang menjadi
sasaran beribadah.
Bagi orang yang percaya
kepada Tuhan, perasaannya merasa selalu dilindungi oleh Tuhan baik dalam keadaan
apapun, mereka tidak merasa takut. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap
Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa pada diri kita. Begitu juga dengan orang yang
kehilangan kepercayaan diri, harga diri dan kasih sayang, kalau mereka percaya
akan Tuhan maka mereka akan bisa menghadapinya dengan penuh ketenangan.
Setiap daerah, setiap
agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara atau budaya tersendiri untuk
mendekatkan diri kepada Tuhannya. Seperti di Bali, sebagian penduduknya memeluk
agama Hindu, mereka mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pemujaan terhadap
Tuhan, mereka memuja Tuhan dengan sesajen yang berisi macam-macam buah dan
kembang berwarna warni. Daerah lainnya seperti Jawa, Madura, Kalimantan dan
sebagainya mempunyai cara tersendiri sesuai agamanya. Meskipun cara atau pun
kebudayaannya berbeda tetapi tujuannya
sama yaitu Tuhannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Konsepsi Ilmu Budaya
Dasar dalam Agama
Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan
manusia adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai agama.
Yang menjadi pokok
utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup beragama adalah
kebutuhan manusia akan rasa aman. Mereka yakin tiada daya dan upaya yang akan
mempengaruhi kalau Tuhan tidak mengizinkan. Tuhan yang kita maksud adalah Tuhan
Yang Maha Esa, yang memiliki kekuatan dan kasih sayang serta Tuhan yang menjadi
sasaran beribadah.
Bagi orang yang percaya
kepada Tuhan, perasaannya merasa selalu dilindungi oleh Tuhan baik dalam
keadaan apapun, mereka tidak merasa takut. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap
Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa pada diri kita. Begitu juga dengan orang yang
kehilangan kepercayaan diri, harga diri dan kasih sayang, kalau mereka percaya
akan Tuhan maka mereka akan bisa menghadapinya dengan penuh ketenangan.
Setiap daerah, setiap
agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara atau budaya tersendiri untuk
mendekatkan diri kepada Tuhannya. Seperti di Bali, sebagian penduduknya memeluk
agama Hindu, mereka mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pemujaan terhadap
Tuhan, mereka memuja Tuhan dengan sesajen yang berisi macam-macam buah dan
kembang berwarna warni. Daerah lainnya seperti Jawa, Madura, Kalimantan dan
sebagainya mempunyai cara tersendiri sesuai agamanya. Meskipun cara atau pun
kebudayaannya berbeda tetapi tujuannya
sama yaitu Tuhannya.
2. Konsepsi Ilmu budaya
dasar dalam Filsafat
Filsafat adalah hasil
daya upaya manusia dengan akal secara logis, sistematis dan universal untuk
memahami sebuah masalah. Sedangkan kebudayaan adalah kebiasaan tingkah laku
manusia. Tingkah laku manusia digerakan oleh akal dan perasaannya.
Apabila dibandingakan
definisi kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu dalam hal berfikir.
Kebudayaan adalah cara berfikir, sedangkan filsafat adalah cara berfikir secara
logis, sistematis dan universal. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu
mengendalikan cara berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan
dapat dikembalikan kepada perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis yaitu suatu
pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan
menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah
pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya
terbatas pada pengalaman.
Kebudayaan juga
dipandang sebagai tata nilai. Sebagai contoh seseorang berbuat sesuatu karena
sesuatu itu bernilai dan berguna bagi kehidupannya. Yang menentukan nilai itu
ialah Tuhan Yang Maha Esa dan juga manusia itu sendiri yang dibedakan mana yang
baik dan juga mana yang buruk. Orang yakin bahwa Tuhan itu ada tentu berbeda
tingkah lakunya dengan orang yang tidak mempercayai, dan dapat terlihat dalam
kebiasaan hidupnya.
3. Konsepsi Ilmu Budaya
Dasar dalam Keindahan
Ilmu Budaya Dasar
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik
ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk di dalam pengetahuan
budaya, akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha
mengembangkan kepribadian seseorang dengan cara memperluas wawasan pemikiran
serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut
orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Kebudayaan jika dikaji
dari asal kata bahasa sansekerta berasak dari kata budhayah yg berarti budi
atau akal. dalam bahasa latin kebudayaan berasala dari kata colere yg berarti
mengolah tanah. ”Segala sesuatu yg dihasilkan oleh akal pikiran manusia dengan
tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya” atau ”segala usaha manusia
untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”
E.B.Tylor (1871). Kebudayaan adalah kompleks yg mencangkup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yg
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Keindahan berasal dari
kata indah, artinya bagus, permai, elok, molek dan sebagainya. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaraganam manusia dan
perkembangan peradaban teknologi, sosial dan budaya. Karena itu keindahan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Keindahan identik dengan kebenaran
yang mempunyai daya tarik dan setiap orang memandang indah suatu benda atau
objek itu berbeda. Dapat disimpulkan bahwa keindahan adalah kumpulan hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan hubungannya dengan si pengamat.
Seperti halnya
kehidupan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, kesenian merupakan salah satu
wujud keindahan dari karya manusia yang juga tumbuh dan berkembang. Dalam
perkembangan kesenian atas dasar waktu yang kemudian berkembang menjadi suatu
kebudayaan. Perkembangan kesenian juga dipengaruhi oleh tempat atau lokasi
berkembangnya kesenian tersebut.
Akan tetapi kesenian
Indonesia mengalami kemunduran, ada beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut
antara lain, orang-orang tua yang menjadi pendukung berangsur-angsur digantikan
oleh anak muda yang pada umumnya kurang mendukung, berkurangnya penggemar
kesenian rakyat, makin banyaknya hiburan-hiburan moderen yang kemudian
menggeser posisi kesenian rakyat.
Untuk memelihara
kesenian rakyat sebagai budaya peninggalan nenek moyang, salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah adalah mengadakan festifal setiap tahun, diharapkan
dengan cara ini kesenian rakyat dapat terus hidup. Dari hal tersebut jelas
bahwa keidahan dan kebudayaan erat kaitannya mengingat hal-hal yang dijadikan
budaya ialah hal yang bersifat indah.
KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi; dengan
kata dasarnya adalah rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata
cocok mengandung pengertian mengandung pengertian perpaduan, ukuran, dan
seimbang. Misal, dalam rumah tangga dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman
luas yang tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, akan dipandang serasi.
Dalam mencipta seni, ada dua teori, yakni
teori objektif dan teori subjektif. Teori subjektif menyatakan bahwa keindahan
adalah terciptanya nilai-nilai estetik yang merupakan kualitas yang melekat
pada benda itu.
Dalam perimbangan sebagai cabang teori
objektif, dinyatakan bahwa keindahan merupakan suatu kualita dari benda.
Contohnya ialah bangunan arsitektur Yunani Kuno yang bagian atap bersusun dan
ditopang tiang-tiang besar dengan ukuran seimbang, sehingga tapak harmonis dan
serasi.atap yang bersusun itu, tercipta dari hubungan bagian yang berimbang
berdasarkan perbandingan angka-angka.
Keserasian tidak ada hubungan dengan
kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk, dan
ukuran. Keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi rendah, keras
lembut, dan panjang pendek. Kadang kemewahan bisa menunjang keserasian, tetapi
hal itu tidak selalu terjadi.
BAB
III
PENUTUP
Keindahan berasal dari kata
indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang
mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta ciptaan tuhan.
Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia, oleh karena itu, kapan, dimana, dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik
dengan kebanaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama, yaitu abadi . dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Segala sesuatu yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Selain itu keindahan juga
bersifatunifersal.
Ciri-ciri keindahan
menyangkut kualita hakiki adalah segala benda yang mengandung kesatuan (unity),
keselarasan (harmoni), kesetangkupan (symmetry), dan lain sebagainya. Definisi
keindahan sangat luas leh karena itu dalam estetika moderen, orang lebih suka
berbicara tentang seni dan estitika kaena hal itu merupakan gejala kongkret
yang dapat ditelaah dengan pengalaman secara empirik dan penguraian sistematis.
Nilai berarti kebenaran
(worth) atau kebaikan (goodness). Nilai estetik sesuatu adalah realita
psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat pada
jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri.
Ada yang membedakan
nilai ini sebagai nilai subjektif dan nilai objektif atau nilai perseorangan
dengan nilai kemasyarakatan. Penggolongan yang lebih penting ialah nilai
ekstrinsik dan nilai intrinsik. Nilai ekstrinsik dipandang dari bendanya,
sedangkan intrinsik dari bendanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar